Love Again - Bab 1

 


Love Again Bab 1 - Ratna?

SIGNAL.inc adalah perusahan yang bergerak di bidang periklanan terkhusus untuk tayangan televisi, radio, media social. Sudah banyak perusahaan-perusahan besar yang bekerjasama dengan SIGNAL.inc untuk pemasaran produk-produk unggulan mereka. Tentu saja pencapaian ini tidak semata-mata karena Direktur dari perusahaan ini memiliki hubungan kekeluargaan dengan Menteri Keuangan. Tapi karena memang orang-orang yang bekerja di perusahaan periklanan ini sangat kompeten dan pekerja keras.

Setiap sebuah project masuk, semuanya dibahas dengan tuntas dari mulai perencanaan, bangsa pasar, hingga konsep pemasaran apa yang akan dilakukan. Pembagian tugas dan tanggung jawab juga diberikan kepada orang-orang yang memang sangat layak untuk mendapatkannya.

Di SIGNAL.inc terdapat beberapa divisi yakni Divisi Display Ads yang berpusat pada lingkup kerja iklan gambar maupun tulisan, Divisi Native Ads yang fokus pada tata peletakan iklan dengan target users secara langsung. Kemudian ada juga Divisi Social Media Ads yang tentunya lingkup kerja yang menuntut kreativitas untuk menarik perhatian users. Lalu yang terakhir Divisi Video Ads.

Khusus untuk Divisi Video Ads dikarenakan lingkup kerjanya yang begitu luas dan diperlukan anggota tim yang besar, maka divisi ini terbagi atas dua tim yang biasa disebut Tim A yang dipimpin oleh Djerad Galih Adijaya dan Tim B yang dipimpin oleh Sri Ratna Andari. Kedua tim ini kerap sekali bersaing untuk mendapatkan proyek baru.

Persaingan itu terlihat sangat jelas dari kedua pemimpin tim tersebut yang sering berseteru. Namun dimata orang lain hubungan Galih dan Ratna justru terlihat menggemaskan. Keduanya adalah teman semasa kecil. Sebenarnya tidak bisa dikatakan teman juga. Keduanya hanya bersekolah dan di kelas yang sama sejak di taman kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas. Orang-orang yang mengetahui sejarah keduanya tentu merasa justru mereka seperti berjodoh.

Namun setiap ada yang beranggapan mereka memiliki hubungan khusus, baik Galih maupun Ratna akan segera mengklarifikasinya. Tapi yang terlihat lebih tidak nyaman adalah Galih. Sedangkan Ratna hanya akan menanggapinya dengan candaan, bahkan bisa balik menyerang Galih dengan godaan agar mereka berpacaran saja agar orang-orang tidak penasaran terhadap hubungan mereka. Galih tentu tahu bahwa Ratna hanya ingin menggodanya.

“Galih…. Ku rasa kali ini kita akan menang. Lihat itu Pak Lukman masih bolak-balik buka proposal dan nonton video kita,” bisik Bandi, si Kameramen andalan Galih di timnya.

 Galih menatap pimpinan Divisi mereka seperti yang Bandi katakan tadi. Hanya melihat ekspresi Pak Lukman saja Galih sudah yakin seratus persen proyek kali ini akan mereka dapatkan. Galih kembali menatap lurus pada wanita di seberangnya yang sebenarnya menjadi target pencapaiannya saat ini. Dia ingin Ratna kalah kali ini.

Galih mengerutkan keningnya karena Ratna tidak sedikitpun memperlihatkan kekhawatirannya. Wanita itu justru sibuk dengan berkas-berkas didepannya yang mana dari posisinya duduk sekarang, Galih bisa melihat berkas itu adalah proyek yang Tim B dapatkan beberapa bulan yang lalu.

Ya tentu saja dia sudah tahu akan kalah makanya dia lebih fokus pada pekerjaannya yang lain. Sri Ratna Andari…. Kali ini terimalah kekalahanmu! Galih tersenyum miring menatap wanita yang sedang sibuk itu.

Namun senyumnya sirna saat tiba-tiba Ratna menegakkan kepalanya, dan tatapan Galih bertemu dengan wanita itu. Seolah tidak ada beban Ratna melemparkan senyum manis yang sontak langsung membuat Galih panik. Senyuman ramah menurut orang lain. Tapi tidak bagi Galih. Itu adalah senyuman mengejek dan ada hal lain yang sedang wanita itu rencanakan. Dia sudah sangat hafal dengan senyuman itu.

Galih mengalihkan tatapannya ke sembarang arah. Jantungnya berdebar keras. Ini bukan kali pertama, tapi sering sekali dia rasakan setiap dia merasa akan ada hal buruk yang akan menimpanya. Galih seharusnya tidak perlu merasa seperti ini karena sudah bisa dipastikan Ratna hanya ingin menjahilinya. Tapi sayangnya Galih tidak pernah bisa mengendalikan salah satu organ tubuhnya itu dengan baik.


“Kenapa muka Kakak merah begitu?” Tiba-tiba Ziva, si bungsu di timnya, sekaligus produser andalannya bertanya. Galih langsung menyentuh wajahnya semakin panik. “Ng-nggak! Nggak apa-apa,” jawab Galih semakin panik ketika dari ujung matanya dia bisa melihat Ratna yang sepertinya mendengar pembicaraannya dengan Ziva.

Gawat! Dia pasti merasa senang sekarang karena sudah berhasil membuatku panik!

“Apa kau sakit?” tanya Ratna yang langsung dibalas lambaikan tangan oleh Galih. Dia sudah tidak sanggup untuk menatap bahkan menjawab wanita itu. Tapi seolah tidak peka, Ratna justru semakin membuat suasana semakin kacau.

“Maaf Pak Lukman, apa tidak bisa keputusannya dipercepat atau mungkin diumumkan secara terpisah saja Pak?” ujar Ratna. Pria paruh baya itu memperbaiki kacamatanya kemudian menatap Ratna dengan kening mengerut.

“Kenapa? Kau ada pekerjaan lain?” tanya Pak Lukman.

“Bukan Pak. Tapi itu Galih sepertinya sedang sakit Pak.” Ratna menunjuk Galih dengan wajah polosnya sehingga semua mata terarah pada Galih. Ingin rasanya Galih bersembunyi di Benua Antartika.

“Gal, kau sakit?” tanya Pak Lukman khawatir.

“Bu-bukan Pak. Ratna cuma salah lihat saja,” sangkal Galih cepat. Dia memang tidak sedang sakit, hanya jantungnya saja yang bekerja tidak normal.

“Tapi wajahmu merah begitu.”

“Ah, ini saya cuma kepanasan Pak,” jawab Galih mencari alasan dan berpura-pura mengibas-ngibaskan kertas di depan wajahnya. Ratna sialan!

“Kau kepanasan? Semua orang di ruangan ini bahkan pakai jaket loh.” Seolah belum cukup mempermalukannya, Ratna membeberkan fakta bahwa sebenarnya ruangan yang mereka tempati sekarang sangatlah dingin. Bahkan sebelumnya Galih mengenakan jaket memasuki ruangan rapat itu, hanya saja dipertengahan rapat dia membukanya agar lebih leluasa memaparkan hasil kerja mereka kepada Pak Lukman tadi.

Galih menatap semua orang diruangan itu yang menatapnya dengan tatapan tidak terbaca. Kemudian dia menatap Ratna dengan wajah yang menahan kesal.

“Sebaiknya kau ke ruang kesehatan istirahat,” ujar Pak Lukman yang sudah tidak bisa Galih elak lagi.

“Tapi hasilnya Pak?” Galih harus mendengar bahwa timnya menang kali ini agar dia bisa membalikkan keadaan. Dia harus bisa mengalahkan Ratna.

“Nanti saya bisa infokan. Ada beberapa hal yang masih saya pertimbangkan. Kamu tenang saja, hasil Tim A bagus kok,” puji Pak Lukman membuat perasaan Galih sedikit lebih tenang.

“Baik Pak,” ucap Galih akhirnya. Dia memang perlu keluar dari ruangan itu untuk menghirup udara segar.

“Kau perlu ku temani?” tawar Ratna yang sontak membuat seisi ruangan itu berseru, menggoda mereka. Ya wanita itu sering kali bertingkah manis seperti itu di depan orang banyak seolah dirinya dan Ratna memang memiliki hubungan khusus, padahal nyatanya wanita itu hanya ingin bermain-main dengannya. Mereka tidak akan mungkin bisa menjadi sepasang kekasih.

“Ti-tidak perlu. Aku bisa sen-”

“Cha, tolong barang-barang saya dibawa ke ruangan ya. Ayo!” Ratna seolah belum puas mempermalukannya, wanita itu sudah berdiri didepannya dan seolah-olah ingin membantunya berjalan. Ratna, kau sangat menyebalkan! Ingin rasanya Galih meneriakkan kalimat itu.

Galih mengabaikan Ratna dan seruan godaan semua orang diruangan itu, dan berjalan sendiri keluar ruangan.


Author Note:

hiyahiya😆

Baru awal sudah dimulai dengan huru-hara pasangan yang katanya gak bakalan bisa pacaranan. Kira-kira kenapa ya?😜

Khusus bab ini dimulai dengan sudut pandangan Galih 👦ya. Next dari sisi Ratna👧.

Sebelumnya aku mau kasi tau history cerita ini. Awalnya aku mau fokus buat tokoh baru. Tapi lagi-lagi aku terjerat dengan fanfic. Setelah banyak pertimbangan akhirnya aku kembali lagi dengan Taein Couple ku. Tapi untuk menjaga keamanan, akhirnya aku tetap menggunakan nama dan lokasi di Indo. Dan untuk nama tokoh pastinya Reader-nim gak asih ya. Yup betul benget. Ini terinspirasi dari Kisah Kasih Galih dan Ratna. Tapi tenang, jalan ceritanya gak seklise itu. Ini bisa di bilang rumit.

Jangan lupa komentarnya dan jika berkenan mendukung blog Senandika Arutala ini bisa traktir aku kopi dengan klik banner ini. Gomawo~

Traktir Kopi Senandika Arutala





Komentar

  1. Kaya Tom and Jerry ya. Ratnanya usil banget. Atau jgn" emang suka. Gemezzzz banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. suka gk ya kira2? Atau iseng doang?
      Makasih sudah singgah dan tinggalkan jejak

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Love Again - Bab 2