Love Again - Bab 2
Ratna adalah wanita yang cantik, pintar, ceria, dan penuh semangat. Semua orang yang bertemu dengannya pasti ikut merasakan energi positif yang wanita itu itu pancarkan. Di kantor Ratna merupakan pion penting yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Ide dan kreativitas yang wanita kontribusikan untuk SIGNAL.inc tidak pernah gagal. Klien selalu merasa puas dengan kerjanya.
Selain karirnya yang gemilang, Ratna
juga dikenal sebagai dewi-nya SIGNAL.inc. Kecantikan dengan senyum ramahnya
selalu berhasil menyihir kaum adam. Hal ini tidak menutup kemungkinan adanya klien
muda maupun tua yang tiba-tiba memperlihatkan ketertarikannya pada Ratna.
Tapi walaupun begitu, semua orang yang ada di SIGNAL.inc tahu bahkan Ratna
tidak akan memperdulikan mereka. Satu-satunya yang bisa menarik perhatian Ratna
adalah Djerad Galih Adijaya.
Sejak di taman kanak-kanak, diusia
mereka 5 tahun, Ratna sangat suka menjahili Galih. Menurutnya Galih itu sangat
menggemaskan dan keberadaan Galih selalu membuatnya begitu senang hingga
sekarang.
Sebenarnya Ratna tidak menyangka
sampai di dunia pekerjaanpun dia akan bertemu dengan Galih lagi. Padahal yang
Ratna tahu, setelah lulus SMA Galih melanjutkan kuliah di luar negeri bersama
ayahnya yang seorang dokter bedah terkenal di Jakarta.
Saat kuliah hingga awal bekerja,
kehidupan Ratna biasa-biasa saja. Dia lulus dengan hasil memuaskan dan mendapat
pekerjaan yang diinginkannya. Semua berjalan dengan sangat baik. Tapi dua tahun
yang lalu, tiba-tiba Pak Lukman memberitahu akan ada pendatang baru yang akan
memimpin Tim A dimana selama dua tahun Ratna yang mengisi kekosongan kepemimpin
di Tim A.
Seolah takdir yang tidak pernah dia
duga, Galih dengan sosok gagah muncul dihadapannya. Tampilan pria itu lebih
dewasa dan tentunya semakin tampan. Ratna harus mengakui yang satu itu. Pria
itu memang sudah terlahir tampan sejak kecil.
Tapi satu yang tidak berubah dari
Galih adalah pengendalian diri pria itu yang sangat buruk. Saat matanya bertemu
dengan Galih, Ratna sudah tau bahwa kehidupan kerjanya akan kembali berwarna,
bahkan sangat berwarna.
“Adik kecil, biarkan aku membantumu,”
ujar Ratna mengejar Galih yang melangkah cepat seperti dikejar hantu.
“Berhenti memanggilku seperti itu!”
ujar Galih menahan kesal.
“Kau memang adik kecilku,” balas
Ratna yang kini sudah merangkul pundak pria yang tingginya jauh diatasnya itu. Ratna
bahkan sampai harus melompat untuk bisa merangkul bahu bidang pria itu. Namun
dengan cepat Galih menepisnya. Dia menatap Ratna dengan raut kesal namun bagi
Ratna itu sangat lucu.
“Kita seumuran.”
“Tapi aku lebih dulu lahir satu bulan
dibandingkan dirimu. Itu artinya aku kakak dan kau adik,” balas Ratna dengan
santainya. Bahkan jari-jari mungilnya dengan mudah mendarat didada pria itu dan
mengusapnya dengan gerakan menggoda. “Apa aku perlu beritahu semua orang bahwa
kita…mph,” Ratna tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena Galih sudah
membungkam mulutnya dengan telapak tangannya yang lebar.
“Kau gila ya!” geram Galih. Ratna
membalasnya masih dengan tawa dibalik bekapan mulutnya. Tapi bukan Sri Ratna
Andari namanya jika tidak membuat Galih kelimpungan.
“Ihhh!” teriak Galih ketika Ratna mencium
berulangkali telapak tangan pria yang membekap mulutnya itu.
“Kenapa sih? Itu wujud rasa sayang ku
pada mu,” balas Ratna pada Galih yang sibuk mengusap tangannya dengan
saputangan.
“Dasar gila!” ujar Galih segera
pergi, bahkan berlari kecil dilorong menuju ruang kerjanya, sesekali menatap ke
belakang, memastikan Ratna tidak mengikutinya lagi.
Ratna terdiam ditempatnya sembari
menatap pria yang berlari seperti dikejar setan itu. Tawanya masih tetap
bertahan hingga berlahan hilang seiring tidak terlihatnya lagi Galih.
Tiba-tiba ponsel Ratna berdering. Dia
menatap layar ponselnya. Raut wajahnya seketika berubah dingin ketika nama Vanya
is calling tertera dibenda pipih itu.
“Mmm,” ujar Ratna saat ponsel itu sudah
menempel di telinga kanannya.
“Kenapa kau selalu menjawab Mama begitu
sih? Mana sopan santun mu nak?” omel wanita yang sudah memasuki usia kepala
lima itu. Ratna tidak merespon apapun. Dia hanya menatap lurus pada dinding
kaca dilorong itu.
“Mau sampai kapan kau bersikap
seperti ini kepada Mama? Kau sudah dewasa loh Sri. Sudah setahun juga berlalu,
tapi kau masih saja membenci dengan keputusan Mama untuk menikah lagi. Bahkan
kau nggak mau tinggal serumah lagi.”
“Apa menurut Mama di usia ku sekarang
membutuhkan sosok seorang Papa? Mama lupa aku udah dewasa? Aku tidak butuh
orang lemah seperti dia!”
“Sri Ratna Andari! Jaga omongan mu.
Dia Papa mu!” marah Vanya diseberang sana. Ratna tahu jika ibunya sudah
menyebutkan nama lengkapnya, maka bisa dipastikan ibunya sudah sangat marah.
Tapi Ratna tidak peduli. Dia perlu menekankan pada ibunya bahwa sampai kapan
pun dia tidak akan pernah menerima pria yang dinikahi ibunya setahun yang lalu
itu.
“Dia bukan Papa ku. Tapi suami kedua Mama!”
balas Ratna dan setelah itu dengan tidak sopannya mematikan ponselnya begitu
saja.
Berulang kali dia membuang napas
berat. Tatapannya masih tertuju keluar, menatap perkotaan yang padat. Tapi
tidak dengan pikirannya yang mengulang kejadian satu tahun yang lalu.
Setahun yang lalu tepatnya, ibunya
kembali ke Indonesia setelah tiga bulan lebih berlibur ke Malaysia. Ratna saat
itu sangat bahagia mengetahui kepulangan ibunya. Tapi saat dirinya menjemput di
bandara, betapa terkejutnya dia ketika ibunya membawa pulang seorang pria.
Awalnya Ratna pikir, pria itu hanya
teman ibunya. Tapi ternyata adalah kekasih ibunya dimana usia yang menurut
Ratna tidak akan merasakan jatuh cinta lagi. Mengingat liburan ibunya ke
Malaysia adalah untuk menenangkan diri karena ibunya masih teringat terus
dengan mendiang papanya.
Belum cukup rasa terkejutnya saat
itu, ibunya dan kekasih barunya yang juga berkebangsaan Indonesia itu, ternyata
sudah merencanakan pernikahan dalam waktu dekat. Seolah tidak diberi kesempatan
untuk menyampaikan ketidaksetujuannya, ibunya pun menikah untuk kedua kalinya.
Dua bulan berlalu, hingga akhirnya Ratna mengetahui identitas asli pria yang
ibunya nikahi tersebut.
Dunianya hancur begitu saja dalam
sekejap mata. Hubungannya dengan Vanya sangat buruk, sering bertengkar hingga
Ratna memutuskan untuk keluar dari rumah dan tinggal mandiri. Masalah tersebut
sempat mempengaruhi pekerjaannya. Tapi setelah mengambil cuti tahunannya, Ratna
akhirnya memutuskan, akan tetap mengibarkan bendera perang dan fokus pada
tujuannya saja.
“Kak Ratna, nggak jadi menemani Kak Galih?” tanya Ziva yang ternyata sudah berdiri didepannya. Ratna pun tersadar dari pikirannya.
“Galih sudah baikan kok,” jawab Ratna
dengan ramah.
“Kok bisa cepat?” tanya wanita muda
itu tampak penasaran.
“Kau penasaran caranya?” tanya Ratna
kembali. Dia senang menjahili bawahan Galih tersebut karena keduanya sama-sama
polos.
Ziva mengangguk. Ratna pun
mendekatkan bibirnya ke telinga Ziva dan berbisik, “Aku kasih sayang,” ucap
Ratna dengan nada menggoda yang seketika membuat Ziva tersipu malu. Melihat
tingkah wanita didepannya itu, Ratna tidak bisa menahan tawanya lagi.
Keputusannya untuk fokus pada tujuannya saja memanglah sangat tepat. Buktinya
dia bahagia dengan kehidupannya sekarang.
Author note:
Gomawo yang sudah berkunjung dan membaca bab ini. Gimana perasaan reader-nim? Gemas nggak sama kelakuan ajaib tapi misterius Ratna? Pasti kalian pusing kayak Galih 😁
Pede banget ya Ratna maunya jadi kakak. Padahal tingginya cuma semekot alias semeter kotor. Umur juga cuma beda sebulan. Gaya banget pengen jadi kakak😂
Oh iya menurut kalian Ratna benaran suka nggak sih sama Galih?
Kalau Galih kelihatan sih ya udah mau muntah menghadapi kelakuan Ratna😅
Kalau Ratna menganggap Galih adalah bayi gemoynya di sini ada cast tambahan juga Ziva si bayi dari bayi wkwkwkwk. Sumpah kalau Galih digabung sama Ziva udah lambaikan tangan aja. Polosnya nggak ketolongan Ketua Tim dan si anak bawang ini. Pokoknya duo ini adalah favorit Ratna di Tim A.
Sekali lagi terima kasih sudah mampir dan tinggalkan komentar dibab sebelumnya. Di bab ini juga aku tunggu ya Reader-nim. Jika berkenan juga boleh traktir aku kopi dengan klik banner ini ya.
See you next chapter💋💓
Gomawo~
Komentar
Posting Komentar